Liputan6.com, Sambas – Kegemaran membaca dan literasi menjadi penting dan fundamental sebagai budaya masyarakat untuk penguasaan pengetahuan dan teknologi. Dengan menguasai kedua hal tersebut, diharapkan akan terbuka lapangan kerja baru, mengurangi angka pengangguran, serta meningkatkan devisa negara.
“Paradigma literasi saat ini adalah kemampuan memproduksi barang dan jasa dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Itu yang dimaksudkan manusia unggul dalam RPJMN Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin,” ucap Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando pascameresmikan gedung layanan perpustakaan umum Kabupaten Sambas, Selasa, (28/6/2022).
Senada dengan Kepala Perpusnas, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington DC Amerika Serikat, Popy Rufaidah mengatakan, literasi adalah bentuk kemampuan seseorang dalam memahami informasi, namun kini sudah berevolusi sudah sampai ke arah literasi digital, sains, dan teknologi. Bahkan di Amerika Serikat literasi sudah dihubungkan dengan pengetahuan tentang luar angkasa.
Pembangunan gedung perpustakaan daerah Kabupaten Sambas menelan biaya Rp10 miliar. Selain bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), dukungan Pemkab Sambas juga ditunjukkan dengan memberikan dana sebesar Rp3,5 miliar untuk pembuatan studio mini, elevator (lift), dan fasilitas lainnya penunjang layanan perpustakaan.
Dengan kelengkapan fasilitas tersebut, bangunan perpustakaan berlantai tiga milik Kabupaten Sambas diklaim menjadi yang termegah di wilayah Kalimantan Barat.
Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI dari Kalbar, Adrianus Asia Sidot, mengatakan realisasi gedung perpustakaan merupakan bentuk kolaborasi program antara pusat dengan daerah.
“Kami harap gedung perpustakaan daerah ini menjadi ruang terbuka belajar terutama bagi masyarakat yang tidak mendapatkan pendidikan formal sampai selesai. Ke depan, Adrianus meminta agar ada regulasi agar gedung ini ramai dikunjungi oleh masyarakat mau pun komunitas masyarakat,” ujar Adrianus.
Leave a Reply